Ads 468x60px

Kegiatan Suku Baduy



Jenis kendaraan apapun harus ditinggalkan di Desa Ciboleger dan mulailah Anda menjelajahi alam Baduy dengan berjalan kaki. Suasana di kawasan Baduy sangat sejuk dan alami, tidak ada polusi udara dan pencemaran lingkungan. Perjalanan dari kampung ke kampung lainnya dilalui lewat jalan setapak yang kadang-kadang melintasi sungai dan bukit-bukit atau melewati jembatan bambu berkonstruksi alami tanpa menggunakan paku.

Akan mengejutkan Anda untuk mengetahui bahwa ada begitu banyak hal yang bisa dilakukan tanpa bantuan listrik atau alat industri mpdern lainnya. Kenyataannya Suku Baduy dapat bertahan hidup dengan baik dengan cara kearifan lokal yang mengagumkan.

Udara di kampung ini sangat menyegarkan, membuat Anda akan lupa lelahnya badan setelah perjalanan. Dalam perjalanan di kampung amati oleh Anda bagaimana jembatan bambu tipis melengkung panjang di atas sungai dimana di ujungnya adalah kawasan Baduy Dalam.

Di Dusun Cibeo Anda akan melihat pemandangan yang unik dan luar biasa. Rumah-rumah panggung tertata rapi, dengan ukuran yang sama, berjajar-jajar. Tiap rumah memiliki interior yang kurang lebih sama. Di dalamnya, ada sebuah ruang persegi panjang, menyisakan ruang berbentuk L untuk sisa ruangan. Ada tungku di kedua ruang, membuat atap daun itu menghitam di dalam. Dinding anyaman. Beranda batang-batang bambu, dengan undakan pendek ke tanah. Di tengah terdapat lapangan berundakan rendah. Di satu ujungnya ada balai tempat acara-acara dusun. Di ujung satunya adalah tempat tinggal Puun, tetua desa. Dusun ini dikelilingi gunung, jadi gelap cepat datang. Dan yang bisa Anda lakukan hanyalah berbincang dengan penduduknya yang ramah di dalam rumah.

Sehari-hari, orang Baduy menggunakan bahasa Sunda berdialek Sunda-Banten. Namun, banyak dari mereka yang sudah bisa berbahasa Indonesia dan terbiasa melakukan interaksi dengan pengunjung. Mereka sering menjadi penunjuk jalan atau pengangkut barang. Orang Baduy juga tidak keberatan apabila Anda bertanya seputar ajaran dan adat istiadatnya.

Setiap warga Baduy dituntut untuk melestarikan lingkungannya karena menurut pandangan mereka alam semesta dan isinya adalah milik yang di Atas dan harus dijaga jangan sampai rusak. Alam harus dilestarikan untuk kepentingan masa depan anak dan cucu mereka. Suku Baduy dilarang menebang pohon di hutan-hutan yang telah ditentukan. Hal ini membuat udara menjadi segar dengan alam yang terhampar hijau dimana-mana. Langit terlihat bersih. Begitu juga dengan kicauan burung, kokok ayam, dan gemericik air jernih yang menjadi mudah didengar.

Berada di perkampungan Baduy terasa seperti kita berada dalam suasana zaman dahulu. Masyarakatnya masih hidup dalam nilai-nilai tradisional yang kental, tidak ada sentuhan teknologi modern sama sekali. Jika malam tiba suasana hening, tenang dan gelap datang menyergap. Tidak ada gemerlapan cahaya lampu listrik, yang ada hanya kedipan sinar yang berasal dari lampu teplok yang diisi dengan minyak kelapa atau minyak jarak dengan sumbu sabut kelapa. Di perkampungan ini yang terdengar hanyalah suara alam dengan gemericik air dari sungai yang berbatuan, suara kicau burung dan desau angin menerpa dedaunan. Air kalinya bening, karena orang dilarang memakai produk yang mengandung zat kimia, seperti sabun, pasta gigi dan sampo dan dilarang membuang sampah di sungai. Masyarakat Baduy untuk membersihkan badannya selalu di kali dan memakai pembersih tradisional dari dedaunan atau getah akar pohon.


Referensi : Indonesia Travel